Jumat, 30 November 2012

Apa Yang Anda Ketahui Tentang Setanisme?!

Kaum Setanis, yaitu para pengikut ajaran setanisme, sudah ada sejak peradaban Mesir kuno sampai Yunani kuno, serta sejak Abad Pertengahan hingga hari ini.
Di antara abad ke-14 dan ke-16, para tukang sihir dan orang yang menolak keberadaan agama sama-sama memuja setan. Baru kemudian tahun 1880-an, di Prancis, Inggris, Jerman, dan juga di negara lain di Eropa dan Amerika, Setanisme diatur menjadi semacam organisasi dan tersebar di kalangan orang yang mencari keyakinan atau agama lain.
Salah satu Aliran Setanisme Atheistik yang populer adalah Gereja Setan (the Church of Satan) yang didirikan oleh Anton Szandor LaVey (Anton LaVey). Pada tahap berikutnya, aliran ini disebut dengan aliran LaVeyan.

Percikan Derai Cinta 5


Malam itu, Latef baru saja pulang dari Mushala. Pikirannya bertambah gundah. Dia duduk di ruang tamu, sambil menimang-nimang sebuah kitab. Kedatangan Pak Hadi ke rumahnya, membuatnya semakin terhanyut dalam problema. Apakah dia masih akan mempertahankan Nabila?! Bagaimanapun, Sofia, putrinya Pak Hadi itu merupakan wanita yang baru saja hadir di dalam kehidupannya. Dia belum tahu banyak tentang wanita itu. Dia belum tahu banyak tentang kelebihan dan kekurangannya. Begitu juga sebaliknya, Sofia pun belum tahu banyak tentang diri Latef. Sungguh, sebuah dilema!

            Latef bangkit sambil memberi aba-aba kepada kucing putih yang dari tadi menemaninya.
            "Pus…Pus…."
            "Miawww…"
            Dia menggiring kucingnya itu ke dalam bilik kecil khusus untuknya. Kini Latef menuju kamar pribadinya. Seperti biasa, dia lepaskan peci dan kemejanya. Dia hanya mengenakan singlet yang membuatnya leluasa ketika beristirahat.
            Latef mengambil secarik surat yang terselip di lemari kamar. Surat itu dia terima dari Nabila, beberapa waktu lalu. Dia buka pelan-pelan. Dia baca kembali isinya.

Percikan Derai Cinta 4



Masa terus melaju bersama peredaran bumi dan matahari. Hangatnya sinar mentari, birunya laut, sepoi angin,  jernihnya air sungai, hijuanya tanaman di bumi, bunga yang berwarna-warni, semua itu terus tunduk pada titah Ilahi.  Titah Ilahi akan terus menyelimuti perjalanan makhluk hidup di bumi. Ya, titah Ilahi! Seluk-beluk kehidupan telah terakam. Semua hal yang akan terjadi di masa depan manusia dan seluruh makhluk hidup telah tercatat di dalam memori Lauh al-Mahfudz. Maha Suci Allah, Penguasa Alam dan seisinya…

Keluarga Kiai Nawawi sedang dilanda sendu. Hal tersebut muncul, berawal dari tidak adanya pengganti Bu Nyai yang akan mengampu tahfidz al-Qur'an untuk santri putri. Umur Bu Nyai pun sudah mulai di makan waktu. Seandainya Gus Adib jadi meminang Nabila, sudah tentu generasi pengampu  al-Qur'an santri putri akan terputus. Nabila bukan seorang hafidzah. Dia memang jago masalah nahwu dan  mumpuni akan kitab-kitab turats, namun hal tersebut tidak cukup menggantikan posisi Bu Nyai. Yang dibutuhkan saat ini adalah seorang hafidzah pengganti Bu Nyai. Bisa saja sebenarnya mendatangkan seorang santri ataupun pengampu dari luar untuk santri putri. Namun, hal tersebut akan menjadi sesuatu yang aib bagi Keluarga Kiai Nawawi. Bagaimana mungkin, silsilah ningrat hafidz dan hafidzah sejak dulu akan terputus, gara-gara Gus Adib menikahi Nabila. Sudah seharusnya Gus Adib menikah dengan seorang hafidzah yang akan menjaga darah ningrat tersebut!

Tiga Poin Cukup Fantastis Dari Surat Yusuf ayat 100


Ketika Nabi Yusuf as, orang tua, dan saudara-saudaranya berkumpul dalam satu majlis,

ورفع أبويه على العرش و خرو له سجدا  و قال ياأبت هذا تأويل رأياي من قبل  قدجعلها ربي حقا وقد أحسن بي إذ أخرجني من السجن وجاء بكم من البد و من بعد أن نزغ الشيطان بيني و بين إخوتي  إن ربي لطيف لما يشاء إنه هو العليم الحكيم

 "Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dan dia (Yusuf) berkata, "Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku. Sungguh, Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana."

Mari kita coba lihat lebih detail:

Titik-titik Diakritis dan Tanda-tanda Vokal Dalam Al-Qur'an


Membahas masalah pemberian titik-titik diakritis (tanda pengenal) pada huruf-huruf "polos" al-Qur'an, maka kita akan menemukan beberapa pro-kontra. Beberapa ulama merasa keberatan dengan hal tersebut, dengan alasan berlebih-lebihan dalam penjagaan al-Qur'an dan khawatir akan mengubah eksistensi al-Qur'an itu sendiri. Diriwayakan dari Ibnu Mas'ud bahwa beliau berkata, "Biarkan al-Qur'an terbebas (dari apapun) dan jangan kalian campur dengan sesuatu apapun." [1]
Namun, zaman telah berubah dan memaksa kaum muslimin untuk meletakkan kaidah "tanda pengenal" dalam al-Qur'an, sebagai metode untuk menjaga keotentikan al-Qur'an.[2]
Tanpa berat hati, ulama pun sepakat untuk memperindah, memperbaiki serta memperjelas lafadz al-Qur'an.[3]
Akan ditemukan kontroversi tentang siapakah peletak pertama titik-titik diakritis dalam al-Qur'an tersebut. Diriwayatkan, bahwa peletak pertama kali adalah Abu Aswad ad-Dualy. Diriwayatkan pula, bahwa peletak pertama adalah Nasr bin 'Ashim al-Laitsy atau Ibnu Sirin.[4] Sebagian ulama juga mencantumkan Hajjaj bin Yusuf dalam peletakan kaidah tersebut (walaupun banyak kalangan yang mencela kepribadiannya).[5]
Penulis pun  mencoba cari jalan penengah tentang siapa peletak pertama kali kaidah di atas. Kesimpulannya, memang ada beberapa ulama yang tersebut dalam riwayat mempunyai peranan dalam peletakan kaidah tanda pengenal dalam al-Qur'an; hanya saja ada perbedaan "tema dalam discovery" tersebut.  Berikut ini penjelasan, sesuai kronologis, [6]