Seperti kita ketahui
bahwa ayat-ayat dalam Al Qur'an berkaitan dengan seluk beluk kehidupan manusia.
Bukan hanya ayat-ayat yang berkaitan dengan hubungan secara vertikal (hablumminallaah),
akan tetapi juga berkaitan dengan hubungan secara horisontal (hablumminannass).
Kejayaan peradaban Islam masa lampau, tidak lepas dari
tradisi mentadaburi Al Quran. Dengan kata lain, masa keemasan umat Islam masa
lalu terinspirasi oleh Al Quran. Realisasi dan aplikasi ayat-ayat Al Quran
inilah yang seharusnya kita galakkan lagi. Al Quran tidak hanya berisi
bagaimana tata cara ibadah kepada Allah, akan tetapi juga tata cara bagaimana menciptakan
peradaban gemilang di bumi.
Di antara syarat terciptanya peradaban yang gemilang
adalah majunya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Menurut Syaikh Jauhari
Thantawi, seperti dikutip oleh Agus Purwanto (Ayat-Ayat Semesta, 2008),
di dalam kitab suci Al Quran terdapat lebih dari 750 ayat kauniyah yaitu ayat
tentang alam semesta.
Yang menjadi problem umat Islam saat ini adalah sebagian besar mereka terperangkap dalam
perdebatan ayat-ayat fikih dan itu (mungkin) tak akan pernah selesai. Tidak
banyak yang kemudian membahas tentang ayat-ayat kauniyah tersebut. Bilamana
umat muslim familiar dengan ayat-ayat kauniyah ini, maka IPTEK kaum muslimin,
perlahan-lahan akan bangkit.
Mungkin akan ada oknum yang mencibir dan berkata,
"Lebay ah, menghubung-hubungkan Al Quran dengan kebangkitan IPTEK!"
Kita katakan kepada mereka untuk menengok buku sejarah kejayaan Islam masa lalu.
Kalaupun mereka tak percaya dengan buku, kita persilakan datang langsung ke
situs-situs bersejarah Islam di Spanyol atau museum-museum yang menyimpan
peninggalan Islam masa lalu itu.
Sebuah buku yang dirilis National Geographic bekerja sama
dengan yayasan pelestarian benda-benda purbakala (1001 Invention and Awesome
Facts from Muslim Civilization, 2012), mendokumentasikan peninggalan
ilmuwan-ilmuwan masa lalu dalam bentuk foto beserta keterangan masa
penggunaannya.
Di buku tersebut dijelaskan karya-karya besar ilmuwan
muslim seperti Al Biruni (fisika, kedokteran), Al Khawarizmi (matematika),
Jabir Haiyan (kimia), Al Idrisi (Geografi), Al Jazary (mekanik), Al Kindi
(filsafat), Al Razi (kimia, kedokteran), Al Zahrawy (kedokteran), dan lain
sebagainya.
Seorang pemikir Amerika, Michael Hamilton Morgan,
bersaksi akan keahlian Al Zahrawy yang kitab kedokteran 30 jilid miliknya
diterjemahkan orang-orang Eropa selama 300 tahun. Kitabnya itu diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin dan bahasa-bahasa Eropa (Wa Syahida Syahidun min Ahliha,
2010).
Uniknya, kebanyakan ilmuwan zaman dahulu tidak hanya ahli
dalam bidang sains, akan tetapi juga dalam bidang fikih. Mereka tidak pernah
mendikotomi ilmu pengetahuan. Mereka paham betul bagaimana perlunya
menyeimbangkan IMTAQ dan IPTEK. Nah, siapa yang menginspirasi mereka kalau
bukan Al Quran?