1.
Pengertian
Istilah Yahudi bisa merujuk ke sebuah negara,
agama dan bisa juga merujuk kepada sebuah golongan.[1]
Imam Ibn Katsîr dalam tafsirnya mengatakan
bahwa kata Yahudi berasal dari kata hawâdah yaitu mawaddah atau tahawwada yang
artinya bertaubat, seperti perkataan nabi Musa As. (إناهدنا إليك)[2] yang
maksudnya kita telah bertaubat. Maka seakan-akan mereka dinamai seperti itu
karena taubat mereka dan cinta kasih mereka kepada sesama. Dikatakan pula, bahwa penamaan itu dinisbatkan kepada Yehuda Akbar,
putra Yakub ‘alaihissalâm. Abu ‘Amrû bin Al ’alâ’ berkata, “Karena
mereka bergerak-gerak (baca: yatahawwaduna) ketika membaca Perjanjian
Lama.”[3]
Hal serupa juga dikatakan Ibnu ‘Athiyyah
dalam tafsirnya, “Dikatakan bahwa hal tersebut dinisbatkan kepada Yehuda bin
Yakub. Ketika kata itu masuk ke dalam bahasa Arab, maka kemudian berubah,
seperti perubahan bahasa Arab setelah menyerap bahasa lain.[4]
Istilah Yahudi juga sering diidentikkan dengan
Bani Israel. Adapun istilah Bani Israel sendiri terbangun dari dua kata, yaitu Isrâ
yang artinya hamba dan îl yang artinya Allah. Secara idiomatis, dua
kata itu berarti hamba Allah yang maksudnya adalah Yakub As, cucu nabi Ibrahim
dan putra Ishak ‘alaihimussalam.[5]
Penamaan Ya’kub ‘Alaihissalam dengan Bani
Israel sebenarnya datang dari Allah Swt. Firman-Nya di dalam al-Qur’an,
“Hai Bani Israil[6],
ingatlah akan nikmat-Ku yang telah aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah
janjimu kepada-Ku[7], niscaya
aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut
(tunduk).” (Q.S. Al-Baqarah: 40).[8]
2.
Musa As. dan Bani Israel (Kronologi
Singkat)
Ketika nabi Musa sudah lama di bawah rezim
Fir’aun yang tak berperikemanusiaan, Allah Swt memerintahkan dia beserta
kaumnya untuk melaksanakan eksodus dari Mesir pada malam hari.
Maka Musa As melaksanakan perintah Allah Swt dan Dia telah memberitahu
kepadanya, bahwa Fir’aun dan bala tentaranya akan mengikutinya. Firman Allah
Swt.,
“Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: "Pergilah di malam
hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena Sesungguhnya kamu
sekalian akan disusuli". (Q.S. Asy-Syu’ara’ : 52)
Fir’aun dan bala tentaranya pun mengikuti
mereka pada pagi hari, seperti tersurat dalam surat Asy-Syu’ara’ ayat 53 berikut,
“Maka
Fir'aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit.”
Sifat pengecut Bani Israel pun tampak, saat
Fir’aun dan bala tentaranya hampir dekat dekat dengan mereka. Firman Allah Swt.
“Maka setelah kedua
golongan itu saling melihat, berkatalah Pengikut-pengikut Musa:
"Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul"” (Q.S. Asy-Syu’ara’ :
61).
Sebagai rasul yang tegar dan selalu bersandar
pada kekuasaan Allah Swt, nabiyullâh Musa menjawab,
“Musa
menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhanku
besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". (Q.S. Asy-Syu’ara’ : 62).
Beberapa saat kemudian, Allah Swt memperlihatkan
mukjizat-Nya,
“Lalu
Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu".
Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang
besar.” (Q.S.
Asy-Syu’ara’ : 63).
Ibnu Abbas Ra berkomentar bahwa laut terbelah
menjadi dua belas jalan, setiap jalan disediakan untuk setiap suku Bani Israel.
Allah menjadikan jalan-jalan tersebut kering di antara lautan yang memungkinkan
untuk dilewati dengan mudah.[9]
Hal tersebut digambarkan oleh al-Qur’an,
“Dan
Sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan
hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, Maka buatlah untuk mereka jalan
yang kering dilaut itu[10] kamu
tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)". (Q.S.
Thaahaa: 77)
Setelah menyeberang, nabi Musa As dan kaumnya
tinggal di Sinai dan pada saat itu, Musa As melihat pembangkangan mereka. Maka
Musa As pergi menemui Tuhannya selama empat puluh hari untuk mengambil Loh dan Suhuf.[11]
Setelah kembali, dia begitu murka ketika melihat kaumnya menyembah patung
anak lembu emas.[12] Musa As
pun memerintah kaumnya untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu kembali kepada
Allah Swt dan menyuruh mereka masuk ke negeri Kan’an, namun mereka membangkang.
Musa As tetap bersama dengan mereka, sampai menemui ajalnya dan dikuburkan di
daerah Muab,[13] perbatasan
Palestina.[14]
3.
Konsep Agama Yahudi
a). Akidah
Mencakup
Ketuhanan, Malaikat, Kenabian, dan Hari Akhir :
(1).
Ketuhanan
1. Kehidupan Tuhan seperti kehidupan
makhluk[15]
2. Tuhan lelah dan lemah[16]
4. Ada
banyak Tuhan[19]
Untuk lebih jelasnya, berikut tabel sifat-sifat
Tuhan dalam akidah Yahudi, sebelum dan sesudah distorsi[20] :
No.
|
Sifat Tuhan Dalam Akidah Yahudi
|
Bukti Dari Perjanjian Lama
|
1.
|
Tuhan pencipta langit dan bumi serta alam di antara
keduanya
|
Kitab Kejadian 1
|
2.
|
Tuhan adalah Esa, tak ada sekutu bagi-Nya
|
Ulangan 32, 6 : 4, Nehemia 9, 2 Raja-raja: 19, Yesaya
37, 1 Tawarikh 17
|
3.
|
Tuhan tidak serupa dengan Tuhan lain yang ada di
langit dan bumi
|
1 Raja-raja 8, Ulangan 4
|
4.
|
Tuhan adalah yang awal dan yang akhir
|
Yesaya 44
|
5.
|
Tuhan Maha Kuasa
|
Kejadian 48, Keluaran 6
|
6.
|
Tuhan Agung, Maha Perkasa, Maha Pemberi, dan tidak
menerima suap
|
Ulangan 10, Nehemia 9
|
7.
|
Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, Baik, dan Maha
Pengampun
|
Keluaran 34, Ulangan 4
|
8.
|
Tuhan Maha Suci, Pemilik Ruh
|
1 Samuel 6, Kejadian 1, Bilangan 11
|
9.
|
Tuhan di kerajaan langit dan bumi
|
Kejadian 14, Ulangan 10
|
10.
|
Tuhan pelaku segala sesuatu
|
Yesaya 8, Yeremia 3, Yeremia 8
|
11.
|
Tuhan memberi, melarang, memberkati, pemberi nikmat,
dan melaknati
|
Mazmur 37, Amsal 3, Ulangan 11
|
12.
|
Tuhan Maha Menyaksikan, Mengawasi, dan Menghukumi
|
Kejadian 31, Ulangan 1, Mazmur 103
|
13.
|
Tuhan Benar dan Adil
|
Ulangan 32, Mazmur 9, 11
|
14.
|
Tuhan bisa dilihat di dunia oleh nabi-nabi Yahudi dan
para syaikh mereka serta seluruh orang Yahudi
|
Kejadian 12, 17, 26, 32, 35, Keluaran 3, Bilangan 12, 1 Raja-raja 3,
9, Keluaran 24, Bilangan 14:10, Bilangan 14:14
|
15.
|
Tuhan mengirimkan malaikat kepada para nabi dalam
bentuk manusia
|
Kejadian 19
|
16.
|
Tuhan memilih nabi-Nya dari jenis golongan manusia
|
Ulangan 18
|
17.
|
Tuhan Maha Tahu
|
1 Samuel 2:3
|
18
|
Tuhan Pemilik Hikmah
|
Daniel 2, Yeremia 10
|
19.
|
Tuhan Penguji Hati dan membalas setiap orang sesuai
perbuatannya
|
Yeremia, 17
|
20.
|
Tuhan Menghidupkan dan Mematikan
|
Ulangan 32, 1 Samuel: 2
|
21.
|
Tuhan yang memiskinkan dan mengkayakan
|
1 Samuel 1
|
22.
|
Tuhan tidak mengantuk dan tidak tidur
|
Mazmur 121
|
23.
|
Tuhan dekat saat diundang (doa) dan ketika seseorang kembali
kepada-Nya
|
Ulangan 4, 2 Tawarikh 30
|
24.
|
Tuhan di segala tempat
|
Amsal 15, Mazmur 139
|
25.
|
Tuhan Hidup selamanya
|
Ulangan 32, 1 Samuel 19, Kejadian
|
26.
|
Tuhan tidak Dzalim
|
Ayub 34, 2 Tawarikh 19
|
27.
|
Tuhan Duduk di atas ‘Arasy
|
2 Raja-raja 19, Keluaran 24
|
28.
|
Tuhan memiliki wajah, mata, telinga hidung, mulut,
tangan, jari, kaki, dan hati
|
Keluaran 33, Bilangan 12, 1 Raja-raja 8, 2 Raja-raja 19, Bilangan
11:1, Bilangan 11:18, Mazmur 34, Keluaran 15, 2 Samuel 22, Bilangan 12,
Keluaran 12, 7, 31, 24, 13, Ulangan 4, 26, 5, 24, 2 Samuel 22, 2 Tawarikh 16
|
29
|
Tuhan bersemayam di (bukit) sion
|
Mazmur 9:12
|
30
|
Tuhan duduk, berjalan di laut, marah, mengejek dan
tertawa
|
1 Raja-raja 22, Ayub 9, Keluaran 32, Mazmur 2, Mazmur
37
|
(2). Malaikat: Malaikat makan dan
minum[21]
(3). Kenabian[22]:
1. Banyak nabi
palsu
2. Banyak
wahyu palsu
3. Kenabian khusus dari golongan Yahudi saja, sehingga awal nabi menurut mereka adalah Nabi Ibrahim As
4. Jumlah nabi yang ada pada Bani Israel mencapai ratusan dalam satu
masa dan tak punya kepentingan.
5. Mengingkari
risalah yang datang setelah mereka.
(4). Hari
Akhir:
Orang yang membaca Taurat akan menemukan bahwa Taurat tidak menjelaskan
adanya Hari Akhir dan apa yang terjadi di sana.
Tidak ada balasan akhirat, namun balasan dalam akidah Yahudi hanya balasan
dunia. Orang yang beriman yang beramal saleh maka akan mendapatkan ganjaran di
dunia saja. [23]
b). Sumber Agama Yahudi
1.
Perjanjian Lama (Taurat)
Merupakan salah satu Perjanjian Tuhan dengan umat Yahudi, menjadi Kitab
Suci orang Yahudi dan Kristen. Konon 97% isinya ditulis dalam bahasa Ibrani dan
sisanya dalam bahsa Aram.[24]
Walaupun sebagian besar isi Perjanjian Lama telah didistorsi, namun di
sana masih tersisa sebagian keaslian wahyu Tuhan yang disampaikan kepada Musa
As. Secara tidak langsung al-Qur’an telah berbicara dalam hal ini,
“Dan Bagaimanakah mereka mengangkatmu menjadi hakim
mereka, Padahal mereka mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah,
kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusanmu)? Dan mereka
sungguh-sungguh bukan orang yang beriman.” (Q.S. Al- Maidah: 43).
Al-Qur’an sendiri juga mengisahkan bagaimana orang-orang Yahudi mendistorsi Perjanjian
Lama,
“Yaitu orang-orang
Yahudi, mereka mengubah Perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata : “Kami
mendengar”, tetapi Kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula) : “Dengarlah”
sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan) : “Raa’ina”,
dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama….” (Q.S. An-Nisa’: 46)
Imam Ibnu ‘Athiyyah berkata mengenai tafsir ayat ini, “Dan merubah
perkataan bisa dilihat dari dua sisi, baik dari segi merubah lafadz, dan
setidaknya mereka telah melakukan hal tersebut, atau mengubah takwil dan mereka
telah melakukan banyak hal tersebut, seperti menurut at-Thôbariy. Menurut
jumhur, semua ini (dilakukan) di Taurat.”[25]
Adapun Perjanjian Lama yang ada saat ini terbagi menjadi 39 Kitab,
terbagi lagi menjadi empat bagian, yaitu:
1.
Kitab Musa yang lima: Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat,
Bilangan, Ulangan. Kitab lima
ini merupakan isi global Perjanjian Lama, berarti pengajaran dan hukum.
2.
Kitab Sejarah, terdiri dari 12 Kitab,
menerangkan Bani Israel di bumi Kan’an dan kehidupan mereka di Palestina,
yaitu: Yosua, Hakim-hakim, Rut, Samuel, Ezra, Nehemia, dan lainnya.
3.
Kitab Puisi, yaitu Ayub, Mazmur Daud,
Amsal Sulaiman, Pengkhotbah dan Kidung Agung Sulaiman As.
4.
Kitab Nubuatan dan jumlahnya tujuh belas,[26]
yaitu Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoël, Amos, Obaja,
Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, hagai, Zakharia, Maleakhi.[27]
2. Talmud
Menurut orang-orang Yahudi, bahwa teks Talmud adalah suci dan wahyu
Tuhan. Mereka menyebutkan bahwa Tuhan telah memberikan Talmud tersebut kepada
Musa As, berdasarkan apa yang tersebut di dalam Kitab Keluaran, dikatakan,
“TUHAN berfirman kepada Musa: “Naiklah menghadap Aku, ke atas gunung, dan
tinggallah di sana, maka Aku akan memberikan kepadamu loh batu, yakni hukum dan
perintah, yang telah Kutuliskan untuk diajarkan kepada mereka.[28] [29]
Talmud terdiri dari dua bagian utama, pertama merupakan Mishnah yaitu
Kitab Talmud yang terkodifikasikan. Kedua, Gemarah, yaitu penjelasan daripada
Mishnah. Gemarah ini dibagi lagi menjadi dua yaitu Gemarah Yerusalem yang
berisi catatan diskusi cendekiawan Madaris Thoiriyyah pendeta-pendeta
Yahudi Pelestina. Kedua, Gemarah Babel yang berisi catatan diskusi,
dikodifikasi oleh cendekiawan Babilonia.
Orang-orang Yahudi berpegangan teguh pada Mishnah, karena merupakan
referensi otentik dan berisi hukum-hukum yang valid. Oleh karenanya, Mishnah
ini telah disebarkan ke akademi-akademi Yahudi di setiap tempat, di mana di sana terdapat golongan
minoritas Yahudi.[30]
Jika Perjanjian Lama adalah dasar dari orang-orang Yahudi, maka Talmud
merupakan pilar utama……Dalam banyak hal Talmud adalah buku yang paling penting
dalam budaya Yahudi, kreativitas dan tulang punggung kehidupan nasional.[31]
3. Protokoler Yahudi
Muncul pada awal abad ke-20. Ada
banyak pendapat kontradiktif mengenai Protokoler Yahudi ini, apakah ia menjadi
salah satu sumber agama Yahudi atau tidak.[32]
c. Tabel tematik
perbandingan Islam-Yahudi dalam ranah akidah dan akhlak:
No
|
AKIDAH[33]
|
AKHLAK[34]
|
||||
Tema
|
Al-Qur’an
|
Taurat
|
Tema
|
Al-Qur’an
|
Taurat
|
|
1.
|
Tuhan
Pencipta langit dan bumi serta alam di antara keduanya
|
Q.S. Al-An’am: 1,
Al-‘Araf:54, Al-Furqan: 59, Yasin: 33-36, Yunus: 6
|
Kitab Kejadian 1
|
Hormatilah orang tua
|
Q.S. Al-Isra’:23
|
Kitab
Keluaran 20
|
2.
|
Tuhan
adalah Esa
|
Q.S. Al-Baqarah:163, Alkahfi:
110, Al-Baqarah: 255, Al-Furqan:2, Al-Ikhlas, An-Nisa’: 171
|
Ulangan 32, 6 : 4, Nehemia 9, 2 Raja-raja: 19, Yesaya 37, 1 Tawarikh
17
|
Jangan Membunuh
|
Q.S. An-Nisa’: 29
|
|
3.
|
Tidak ada sesuatu pun yang
serupa dengan Tuhan
|
Q.S. As-Syura: 11,12
|
1 Raja-raja 8, Ulangan 4
|
Jangan Berzina
|
Q.S. An-Nur: 30-31
|
|
4.
|
Tuhan Adalah Yang Awal Dan
Yang Akhir
|
Q.S.
Al-hadid: 3
|
Yesaya 44
|
Jangan Mencuri
|
Q.S. Al-Maidah:38,
Al-Mumtahanah:12
|
|
5.
|
Tuhan adalah Maha Agung
|
Q.S. Al-Baqarah: 255,
Al-Waqi’ah: 73, 96, Al-Hasr: 23
|
Ulangan 10, Nehemia 9
|
Jaulah saksi dusta
|
Q.S. Al-Hajj:30
|
|
6.
|
Tuhan Maha Pengampun dan
Penyayang
|
Q.S. Al-Baqarah: 173,
Ghafir: 3, At-Taubah: 27, At-Taubah: 102
|
Keluaran 34, Ulangan 4
|
Jangan terima kabar bohong
|
Q.S. An-Nur:19,
Al-Hujurat:12
|
Kitab
Keluaran 23:1
|
7.
|
Tuhan
adalah Suci
|
Q.S.
Al-Hasr: 23
|
1 Samuel 6
|
Janganlah mengikuti
orang-orang yang berbuat kejelekan
|
Q.S. Al-Maidah: 12
|
Kitab Keluaran 23:2
|
8.
|
Allah Pemilik Kerajaan
Langit dan Bumi
|
Q.S.
As-Syura: 49
|
Kejadian 14, Ulangan 10
|
Adil dalam menghakimi
|
Q.S. An-Nisa’: 58
|
Imamat 19:15
|
9.
|
Tuhan pelaku segala sesuatu
|
Q.S. Al-Baqarah: 54,
Al-Hajj: 14, 18
|
Yesaya 8, Yeremia 3, Yeremia 8
|
Bersedekahlah untuk fakir
miskin
|
Q.S. Al-Ma’arij:70
|
Ulangan 15:11
|
10
|
Tuhan memberi, melarang, memberkati, pemberi nikmat, dan melaknati
|
Q.S.
Hud: 108, Al-Isra’: 20, Shad: 39, Al-Isra’: 59, As-Shaffat: 109, 113,
An-Nisa’: 69
|
Mazmur 37, Amsal 3, Ulangan 11
|
Jauhilah perkataan bohong
|
Q.S.An-Nisa’: 7-108
|
Keluaran
23:7
|
11.
|
Tuhan Maha Menyaksikan, Mengawasi, dan Menghukumi
|
Q.S. Al-Buruj: 9, Al-Ahzab:
52, An-Naml: 78, Ghafir: 20
|
Kejadian 31, Ulangan 1, Mazmur 103
|
Adil dalam timbangan
|
Q.S. Al-Muthaffifin: 1-3
|
Imamat 19:35
|
12.
|
Tuhan Benar dan Adil
|
Q.S. Ali Imran: 95,
Al-Ahzab:22, An-Nisa’: 87, 122, 58, An-Nahl: 90
|
Ulangan 32, Mazmur 9, 11
|
Cintai kerabatmu
|
Q.S. Al-Hasyr: 9
|
Imamat 19:18
|
13.
|
Tuhan mengirimkan malaikat kepada para nabi dalam bentuk manusia
|
Q.S. An-Nahl: 1, 2,
Fussilat: 30,
|
Kejadian 19
|
Janganlah dengki
|
Q.S. Al-Hasyr: 10
|
Imamat 19:18
|
14.
|
Tuhan memilih nabi-Nya dari jenis golongan manusia
|
Q.S. Ibrahim: 4, Al-Kahfi:
110, Al-Hajj: 75
|
Ulangan 18
|
Berbuat baik terhadap anak
yatim
|
Q.S. An-Nisa’: 127
|
Keluaran 22:2
|
15
|
Tuhan Maha Tahu
|
Q.S. Al-Baqarah: 32, 115
|
1 Samuel 2:3
|
Bantulah orang lain
|
Q.S.Al-Maidah: 2
|
Imamat 19:34
|
[1] Muhammad
Abu ‘Ajûz, Al Yahûdu ‘Adâullâh, Dârul Kalimah, Kairo, cet. I, 2010, hal.
13
[2] Q.S. Al
‘Arâf : 156
[3] Imam Ibn
Katsîr, Tafsir Al-Qur’ânil ‘Adzîm, ditahkik oleh Syaikh Ahmad Muhammad
Syâkir, et. al., vol. I, Darul Âtsâr, Kairo, cet. I, 2009, hal. 243
[4] Ibn
‘Athiyyah, Al Muharrarul wajîz, ditahkik oleh ‘Abdussalam
‘Abdussyafi Muhammad., vol. I, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Lebanon,
cet. I, 2001, hal. 157 (pdf.)
[5] Prof.
Dr. Ahmad Muhammad Gholwasy, Dirasât fil adyân wan nihal,
Muassasah Ar-Risâlah, Kairo, cet. II, 2007, hal. 273
[6] Israel
adalah sebutan bagi Nabi Ya'qub. Bani Israil adalah turunan Nabi Ya'qub;
sekarang terkenal dengan bangsa Yahudi.
[7] Janji
Bani Israel kepada Tuhan Ialah: bahwa mereka akan menyembah Allah dan tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, serta beriman kepada rasul-rasul-Nya
di antaranya Nabi Muhammad s.a.w. sebagaimana yang tersebut di dalam Taurat.
[8] Ibid.,
hal. 274
[9] Dr. ‘Abdul
Karim Zaedan, op. cit., hal. 43
[10] Membuat jalan yang kering di dalam laut itu ialah
dengan memukul laut itu dengan tongkat. (Rujuk ayat 63 surat Asy Syu'araa).
[11] Q.S.
Al-A’râf: 142
[12] Q.S.
Al-A’râf: 150-151
[14] Prof.
Dr. Ahmad Muhammad Gholwasy, op. cit., hal. 380 (Dengan
sedikit perubahan)
[15]
Keluaran 13: 20-22
[16]
Keluaran 31: 17
[17]
Keluaran 12: 13
[18] “Dan
menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancang-Nya atas umat-Nya.”
(Keluaran 32:14)
[19]
Keluaran 12:12-13
[20] Penulis
rangkum dari kitab “Muqâranah bainal ‘aqîdatain, Alyahudiah wal Islamiah” karya
Dr. Ahmad Sa’duddin Ali Al Basathi, Darut Thiba’ah Almuhammadiyyah, Kairo,
cet. I, 1988, hal. 22-44
[21]
Kejadian 18:1-8
[22] Prof.
Dr. Ahmad Muhammad Gholwasy, op. cit., hal. 414-415
(Dengan sedikit perubahan)
[23] Dr.
Hasan Muharom Al-Huwaini, op. cit., hal. 27
[24]
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Lama
[25] Ibn
‘Athiyyah, Al Muharrarul wajîz, ditahkik oleh ‘Abdussalam
‘Abdussyafi Muhammad., vol. II, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Lebanon, cet.
I, 2001, hal. 62 (pdf.)
[26] Dr.
Hasan Muharom Al-Huwaini, op. cit., hal. 20
[27] Lembaga
Alkitab Indonesia, Percetakan
Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, cet. 56, 2006
[28] Prof.
Dr. Ahmad Muhammad Gholwasy, op. cit., hal. 326
[29] Lembaga
Alkitab Indonesia, Percetakan
Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, cet. 56, 2006,
hal. 85 (Perjanjian Lama, Keluaran 24:12)
[30] Prof.
Dr. Ahmad Muhammad Gholwasy, op. cit., hal. 328
[31]
http://www.islamreligion.com/articles/330/
[32] Prof.
Dr. Ahmad Muhammad Gholwasy, op. cit., hal. 350
[33] Penulis
rangkum dari kitab “Muqâranah bainal ‘aqîdatain, Alyahudiah wal Islamiah” karya
Dr. Ahmad Sa’duddin Ali Al Basathi, Darut Thiba’ah Almuhammadiyyah, Kairo,
cet. I, 1988, hal. 51-79
[34] Penulis
rangkum dari kitab “Madkhal ilal qurânil karim” karya Dr. Muhâmmad
‘Abdullâh Darâz, Darul Qalam, Kairo, cet. V, 2003, hal. 99-102