Rabu, 29 Agustus 2012

Apakah Allah Swt Sama Dengan Tuhan Orang Kristen/Agama Lain?


Bismillahirrahmanirrahim…………..

Kubiarkan jari-jariku kembali menari-nari bersama nada-nada malam, bersama tasbih alam, juga kesaksian semesta akan pesona desain Sang Rahman.

Baiklah, perkenankan saya kembali menghidangkan “Gado-gado Ramadhan” , yang kali ini gado-gadonya bercita rasa eksklusif karena memerlukan “bumbu-bumbu pilihan” !!! Ya, kali ini kita akan ngobrol tentang sebuah tema yang lumayan serius. Kalau boleh jujur, sebenarnya saya nggak suka membahas tema yang sudah tersirat pada judul di atas, namun akhirnya hati saya terpanggil untuk membawa tema ini, dikarenakan pertanyaan seorang teman. Tema kali ini sangat erat hubungannya dengan gado-gado Ramadhan sebelumnya yang berjudul “Aku Seorang Pendosa”!!!



Well, saya di sini sekadar ingin memberikan hasil analisa saya, opini-opini simpel dan non filosofis yang pada akhirnya kawan-kawan sendirilah yang mengambil kesimpulan.
Ketika kita bertanya, “Apakah Allah Swt sama dengan Tuhan yang ada pada agama lain,” maka secara otomatis kita sedang bersinggungan dengan permasalahan yang sangat fundamental dan “sensitif” . Sudah tentu, ini akan menyangkut “prinsip” saudara-saudara yang beragama lain. Tapi nggak masalah, toh kita cuma beropini tanpa ekstrem menghukumi! Bukankah kita punya prinsip?! Bukankah kita punya pilihan?! Bukankah kita punya kebebasan yang tak kebablasan?! Bukankah kita pendirian?! Jadi, obrolan kali ini anggaplah sharing sebagian “prinsip hidup” kita!
 To the point, kita sudah tahu bagaimana sifat Allah subhanahu wata’ala seperti yang secara eksplisit tersurat di dalam nama-nama indah Allah yaitu Asmaul Husna. Tauhid adalah prinsip dasar akidah umat Islam. Allah tidak beranak, tidak pula diperanakkan. Allah tidak mempunyai istri. Allah tidak butuh kepada yang lain. Allah Maha Segala-galanya. Surat Al-Ikhlas bisa kita rujuk untuk menjadi salah satu “patokan” akan Tauhid ini. Pasti kawan-kawan sudah hapal surat ini! Saya yakin 100 % heheh…… Kalaupun ada yang nggak hapal, maka dia harus dihukum, disumpal mulutnya dengan nasi kwkwkwkwkwk

Sekarang kita mau “menengok”, Tuhannya orang Kristen, seperti apa, sih? Oke, seperti kita semua tahu, pahwa prisnsip dasar akidah orang Kristen adalah kasih. Ya, kasih! Agama Kristen adalah agama kasih, (katanya…). Oleh karenanya, Tuhan Yesus sendiri yang menebus dosa manusia di bumi dengan berlumuran darah di tiang salib. Wow?! Bayangkan, Tuhan Yesus turun ke bumi dalam wujud manusia yang dilahirkan oleh Maria, Sang Perawan! Hmmmmm….Tuhan dikandung di dalam tubuh seorang perempuan dan kemudian dilahirkan???!!!! Silahkan disimpulkan sendiri! Oh ya, Tuhan Yesus ternyata punya bapa, Tuhan Bapa di surga! Silahkan lihat ayat dalam injil berikut: Yohanes 1:18: “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada dipangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” Anehnya Injil sendiri juga menyebutkan bahwa Yesus juga anak manusia, lihat ayat ini, Yohanes 3:13: “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain daripada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.” Injil juga menyebutkan bahwa Tuhan Yesus itu utusan Tuhan Bapa dan berbuat sesuai kehendak Tuhan Bapa, lihat ayat dalam Injil Yohanes ini: “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.” (Yohanes 5:30). Jadi sekarang kita sudah tahu dua Tuhan dalam agama Kristen. Ada Tuhan Bapa dan Tuhan Anak. Lho kok dua, katanya trinitas, tiga dalam satu alias tiga Tuhan yang menyatu?! Kok Cuma dua? Sssstttt….sabar! Orang sabar disayang pacar kwkwkwk orang sabar perutnya besar kwkwkwkw….jaka sembung bawa korek, nggak nyambung rekkk…prikitieuw!!! Well, kalau tadi sudah kita sebutkan ada dua Tuhan, berarti ada satu Tuhan lagi yang belum kita sebutkan, yaitu Roh Kudus! Siapa Dia? Roh Kudus (Ruah Haqodesh) ini juga Tuhan atau lebih tepatnya Pribadi Tuhan dalam konsep Trinitas. Roh Kudus, menuntun Umat Kristen agar hidup sejalan dengan kehendak Tuhan. Sebagian orang menyamakannnya dengan malaikat Jibril As. Tapi anggapan bahwa Roh Kudus sama dengan Jibril As, merupakan anggapan yang tak penting untuk dibahas saat ini. Intinya, kita sekarang akan tahu, siapa sebenarnya Roh Kudus ini? Roh Kudus berarti Roh Suci, yang menyertai orang-orang yang beriman, seperti termaktub dalam ayat ini: “Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dah Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada  semua orang yang mentaati Dia.” (Perjanjian Baru, Kisah Para Rasul 5:32). Roh Kudus ini pula yang biasanya menyertai orang-orang yang dibaptis, disebutkan dalam Injil Yohanes 1:33, “Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku; Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.” Roh Kudus-lah, yang menuntun Umat Kristen agar hidup sejalan dengan kehendak Tuhan. Ia juga sebagai Penghibur atau Penolong (Paracletus).

Trinitas=Tiga oknum dalam satu=Tiga Tuhan Menyatu??? Gimana, ya? Ada yang mengibaratkan air yang memiliki tiga sifat yaitu membeku, mencair, dan menguap. Padahal menurut saya air masih memiliki sifat lain yaitu menyublim: perubahan zat beku menjadi gas seperti kapur barus. Ada yang mengibaratkan juga api, korek, dan asap! Kalau Irene Handono mengibaratkannya dengan segitiga yang memiliki tiga sisi! Huft, nggak konkret! Kok gitu? Ya iyalah, bagaimana dikatakan menyatu, Yesus sendiri mengatakan bahwa diri-Nya hanya utusan, bukan Tuhan. Kalau nggak percaya, Perjanjian Baru, Kisah Para Rasul 5:32 di atas salah satu buktinya, ditambah Yohanes 17:8: “Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”  Masih banyak ayat-ayat lain yang menunjukkan bahwa Yesus itu utusan Tuhan. Silahkan di cek di (Markus 9: 37), (Yohanes 5: 24), (7: 29, 33), (8: 16,18, 26), (9: 4), (10: 36), (11: 42), (13: 20), (16: 5), ( 17: 3, 8, 23, 25). Kalau belum punya Alkitab/ Bible, bisa didownload E-booknya, banyak kok!
Memang di sana ada ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Yesus dan Tuhan Bapa menyatu, seperti di Yohanes 14:11, “Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.”  Namun, justru penyatuan Yesus dengan Tuhan Bapa ini akan melemahkan keotentikan dogma penebusan dosa oleh Yesus. Secara otomatis, ketika Yesus meninggal disalib di bukit Golgota, maka berarti Tuhan Bapa juga mati. Bukankah katanya menyatu?!

Mungkin sebagian orang akan bilang kepada saya,”Ayat-ayat itu masih perlu ditafsirkan lagi!” Saya pun akan berkata: Baiklah jika memang begitu, sekarang kita pakai logika sederhana yang lebih baru.

Dulu Nabi Musa dan Nabi Isa diutus Allah ke bumi, sama seperti nabi-nabi yang lain, yaitu untuk membawa risalah Tauhid. Akan tetapi, umat merekalah (Yahudi dan Nasrani), yang kemudian menyelewengkan ajaran Tauhid itu. Nah, sekarang timbul pertanyaan, berarti Tuhan yang dulu sampai Tuhan yang mengutus Nabi Muhamad Saw juga sama, kan? Yang berubah hanya umatnya saja, yang tadi bertauhid kemudian jadi syirik. Intinya Tuhannya tetap sama! Hayoooo, mau jawab gimana kau???? Baiklah, akan saya jawab! Menurut saya, konsep ketuhanan  mereka secara otomatis sudah berubah. Perhatikan baik-baik, orang Kristen sekarang tidak menyembah Tuhan yang mengajarkan Tauhid, tapi menyembah Yesus alias nabi Isa as. Orang Yahudi juga telah menuhankan Uzair. Bagaimana kau katakan tidak berubah? Jadi di sini terlihat perbedaan itu. Kalau orang Islam menyembah Allah Yang Maha Esa, tapi umat Kristen menyembah Nabi Isa atau Yesus Kristus!!! Perhatikan baik-baik, manusia dikuduskan jadi Tuhan. Ingat, Konsili Nicea I (325 M) yang menghapuskan ajaran Arius yang menyatakan bahwa Yesus bukanlah Tuhan akan tetapi makhluk ciptaan-Nya. Dengan adanya konsili tersebut, Yesus kemudian dikukuhkan jadi Tuhan. Konsili Nicea I juga menghapuskan ajaran Makedonius I yang menyatakan bahwa Roh Kudus bukanlah Tuhan. Akan tetapi lagi-lagi, dalam Konsili Nicea tersebut, Roh Kudus dikukuhkan jadi Tuhan. Sudah tentu, Tuhan-Tuhan itu  berbeda dengan Allah Swt, Tuhan orang Islam yang tak ada sekutu baginya! Allah Swt, bukan Tuhan hasil “metamorfosis” dari manusia seperti Yesus!


Masih ada pertanyaan lagi, bukankan semua agama juga mengajarkan kebaikan, cinta-kasih, perdamaian dan kebaikan-kebaikan lainnya? Berarti semua agama sama dong, berarti Tuhan semua agama juga sama?!
Jawab: Sungguh anggapan seperti itu adalah anggapan “cekak” dan picik! Agama tidak sesederhana itu. Kita baru saja tahu bagaimana konsep agama Kristen. Bukan hanya masalah “kebaikan” yang kita gembor-gemborkan, tapi “konsep” agama dan “konsep Tuhan” dalam setiap agama itu sendiri. Kalau -kebaikan, cinta-kasih, perdamaian- itu bentuk ajarannya bukan konsep Tuhannya! Jadi sangat picik orang yang mengatakan bahwa semua agama menuju Tuhan yang sama karena juga semuanya mengajarkan kebaikan, cinta-kasih, perdamaian dan kebaikan-kebaikan lainnya. Mikir kok cekak?! Emangnya sudah paham benar konsep setiap agama? Atau sekedar memegang jargon kebaikan, cinta-kasih, perdamaian, itu saja!!!

Kalau agama hanya sesederhana kebaikan, kasih sayang, cinta damai, maka pada kenyataannya binatang-binatang yang hakikatnya tak beragama, juga punya cinta kasih, kebaikan, perdamaian. Bukankah kawan-kawan pernah lihat bagaimana semut-semut bergotong royong membuat rumah dan mengangkut makanan? Bukankah di sana ada lebah yang tanggung jawabnya berbeda-beda, ada lebah ratu, ada lebah pekerja dll, namun mereka akur dan damai. Kalau kita melihat dunia binatang, maka kita akan terhenyak dan berdecak kagum, karena mereka juga punya kebaikan, cinta-kasih, perdamaian dan kebaikan-kebaikan lainnya. Sekali lagi, agama tidak terbatas pada hal-hal semacam itu. Contoh sederhana, Islam sangat memperhatikan kehidupan setelah mati atau akhirat, apapun kondisinya. Namun Yahudi jarang sekali menyinggung masalah akhirat! Kalau nggak percaya, silahkan buka Perjanjian Lama atau langsung ke Taurat orang-orang Yahudi sekarang. Bagi yang pernah mempelajari komparasi agama-agama, mungkin sedikit-banyak sudah paham tentang hal ini. Suatu ketika, dalam akidah Yahudi dibicarakan masalah akhirat, itu pun kalau kondisi mereka dalam kesusahan. Itu saja!
Masih ada pertanyaan lagi, bukankah sejarah manusia menunjukkan bahwa setiap kaum memiliki kepercayaan adanya suatu Pencipta. Nah, berarti pencipta yang dicari sejak zaman dulu yang satu, menuju Tuhan yang sama.
Jawab: Itulah fitrah manusia, mencari siapa Penciptanya. Namun ini hanya dalam ranah Pencipta ataupun adanya kekuatan supernatural yang lebih besar dari manusia dan alam semesta itu sendiri. Mereka belum sampai ke hakikat “konsep ketuhanan” itu sendiri!!!  Ya, mereka baru sampai kepada keyakinan adanya kekuatan supernatural itu!!!  Makanya jangan heran, kalau orang-orang dulu mudah menuhankan benda-benda di sekitar mereka yang terlihat lebih “perkasa” daripada manusia, seperti batu, matahari, bulan, api, hewan-hewan binal, dll. Oh, ya, kok jadi ingat sapi yang disucikan umat Hindu heheh. Pokoknya, hal-hal yang terlihat punya “kekuatan” melebihi kekuatan mereka, maka akan mereka jadikan sesembahan!

Akhirnya dengan tanpa ragu, juga tanpa sikap persuasif, saya ingin mengatakan: bahwa Allah dalam agama Islam berbeda dengan Tuhan dalam agama lain. Anda? Silahkan....anda tahu sendiri!

Itu saja sekilas gado-gado Ramadhan kelima kali ini, yang mungkin akan jadi gado-gado pamungkas musim puasa kali ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan penggunaan tanda seru (!) dalam obrolan di atas. Bukan bermaksud memasukkan unsur “emosi”, namun hanya sebuah “seni” heheh

Akhirnya, mari kita terus belajar, bereksperimen, mencari kebenaran....
Terus saling memahami, menghormati dan menghargai....
“Allahumma arinal haqqo haqqo warzuqnattibaa’ah wa arinal baathila baathila warzuqnaj tinaabah....”

Oh ya, sebentar lagi Idul Fitri, mohon maaf lahir batin ya.... kosong-kosong heheheh
Ketupat kecemplung ning santen, sedoyo lepat nyuwun pangapunten........ Barokallahu fikum....



Hamba Allah,
Kampung Sepuluh, 16 Agustus 2012