Kamis, 24 November 2011

Modal Menjadi Penulis

Oleh Irja Nasrulloh


Menulis merupakan hal yang membutuhkan ketelatenan. Menulis merupakan perpaduan antara logika dan hati. Kedua-duanya merupakan oplosan yang bisa dilatih. Seorang penulis, minimal memiliki pondasi dasar dalam dirinya untuk menjadi seorang penulis. Berikut ini, modal untuk menjadi penulis,

1. Niat yang kuat.
Niat merupakan esensi daripada sebuah perbuatan. Niat yang kuat merupakan kekuatan yang bisa menembus batas penghalang apapun, sehingga tercapailah tujuan manusia. Tentunya hal tersebut tetap dalam kodrat-Nya. Kewajiban hamba yaitu berusaha.
Jangan pernah berkata bahwa kita tidak punya bakat menulis. Ketauhilah, bahwasanya sekarang ada pengertian baru tentang bakat itu sendiri, yaitu kemauan keras dan keinginan kuat yang selalu dijaga.
2. Keberanian untuk menulis.
Jangan pernah takut untuk menulis! Menulis tidak terbatas pada tempat dan waktu; alam artian menulislah selama ada kesempatan dan kemampuan untuk menulis. Umur, juga bukan alasan untuk tidak menulis. Perlu kita ketahui, bahwa Ahdiat K. Miharja, menulis pada usia 94 tahun. Banyak penulis-penulis yang memulai menulis di usia yang sudah senja. Sebaliknya, banyak pula penulis-penulis cilik yang bukunya sudah berderet di toko-toko buku bertaraf nasional. Jadi, jangan pernah takut untuk mencoba menulis. Tunjukkan nyalimu!
3. Idealisme Yang Selalu di Perjuangkan.
Dengan idealisme atau kekuatan jiwa seorang penulis, maka sebuah tulisan terlihat lebih berisi. Dengan idealisme pula, seorang penulis memiliki bobot, energi lebih, ide yang cemerlang, dan daya kreatifitas yang luar biasa. Di samping itu, inilah hal yang akan menjadi ciri khas dari setiap penulis. Tulisan akan memancarkan idealisme masing-masing penulis.
3. Ilmu dan Wawasan.
Ilmu dan wawasan yang luas merupakan hal yang tidak boleh lepas dari seorang penulis. Membaca merupakan salah satu cara mujarab untuk menambah wawasan. Ibarat seorang pedagang, membaca merupakan kulak atau membeli barang-barang yang akan dijual. Adapun menulis merupakan ibarat daripada menjual barang dagangan kita.
4. Ikhlas
Mulailah menulis rasa ikhlas. Dengan rasa ikhlas, maka semua pekerjaan termasuk menulis akan sangat menyenangkan. Dengan hal tersebut, berbagai rintangan yang datang saat menulis, tak akan mudah menggoyahkan proses menulis. Memang boleh mempunyai tujuan-tujuan tertentu ketika akan menulis, seperti ingin mencari rizki lewat tulisan. Hal tersebut tetap tidak menafikan seseorang untuk bisa merasa ikhlas. Hanya saja, mungkin tujuan seperti itu, bukan tujuan primer ketika seseorang menulis.