Sabtu, 16 Oktober 2010

Surat Yusuf, Surat Dengan Kisah Terbaik


Surat Yusuf, Surat Dengan Kisah Terbaik
Oleh: Irja Nasrulloh


Allah Swt. menurunkan al-Qur’an ke bumi, sebagai way of life bagi manusia. Al-Qur’an yang telah terjamin keotentikannya ini terhimpun atas surat-surat di dalamnya, yang berjumlah 114 surat. Ada juga yang berpendapat 113, dengan menjadikan surat Al-Anfal dan Al-Baro’ah menjadi satu.(1)
Dari sekian jumlah surat yang ada di dalam al-Qur’an, ada sebuah surat dengan kisah terbaik, yaitu surat Yusuf. Allah Swt. berfirman:
“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.” (Q.S. Yusuf: 3).

Menurut Syaikh Abdurrahman Nasir As-Sa’dy di dalam kitab tafsirnya, bahwa surat Yusuf memiliki kisah terbaik, jika dilihat dari sisi kebenarannya, kehalusan ‘ibarat-nya, serta keindahan maknanya.(2) Para ulama, berbeda-beda pendapat dalam memberikan alasan tentang ahsanal qosos tersebut. Menurut sebagian ulama, kisah terbaik dan terindah tersebut disandarkan pada kisah nabi Yusuf As. yang terlalu baik kepada sudara-saudaranya, kesabarannya akan perilaku keji mereka, dan mau memaafkan mereka semua. Ada juga yang berpendapat, bahwa karena di dalamnya menceritakan para nabi, orang-orang saleh, malaikat, setan, jin, manusia, hewan, burung, raja-raja, pedagang, ulama, orang bodoh, laki-laki, perempuan dengan tipu daya dan makarnya. Juga di dalamnya menyebutkan tentang ketauhidan, fikih, rahasia, ta’bir ru’ya, politik, pergaulan, prosedur kehidupan, dan berbagai manfaat untuk kebaikan dunia dan akhirat. Ada juga yang berpendapat, surat Yusuf mengandung kisah terbaik, karena di dalamnya ada kisah percintaan dan misterinya.(3)
Penamaan surat Yusuf berhubungan dengan isi surat, yang menceritakan kisah nabi Yusuf As. dan saudara-saudaranya. Ia merupakan surat yang ke 12, secara urutan suratnya di dalam mushaf. Adapun secara urutan turunnya atau tartib nuzul, maka surat Yusuf merupakan surat yang ke 53.(4) Surat ini termasuk surat makkiyah, kecuali ayat 1, 2, 3, dan 7,(5) dengan jumlah ayat 111.
Surat Yusuf memiliki kandungan, di antaranya sebagai berikut:

1.Keimanan
Keimanan di sini yaitu mencakup keimanan kepada nabi Yusuf dan mukjizatnya. Nabi Yusuf telah dilebihkan Allah Swt. dalam beberapa hal, seperti kemahiran dalam mentakwil. Firman Allah Swt.,
“Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta'bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu(6) sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. Yusuf: 6).

2.Tauhid
Surat Yusuf mengajarkan ketauhidan, yaitu keesaan Allah Swt. Dialah satu-satunya Tuhan, tiada sekutu baginya. Ajaran tauhid di dalam surat ini, tersirat di dalam ayat 39:
“Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?”

3.Akhlak
Selama bermu’amalah, nabi Yusuf As. dan ayahnya, Yaqub As., selalu memanggil dengan sapaan yang begitu halus dan lembut. Yusuf As. pasti memanggil ayahnya dengan sapaan “Ya abati” yang jika ditinjau dari segi balaghoh, akan tampaklah kandungan cinta dan kasih sayang di dalamnya. Begitu juga Ya’qub As. yang memanggil anaknya dengan sapaan “Ya Bunayya.” Dari sinilah, surat Yusuf telah mengajarkan tentang akhlak kepada kita semua.

4.Kisah Terbaik
Seperti sudah disinggung sebelumnya, bahwa kisah Yusuf As. adalah kisah terbaik yang mengandung makna begitu indah, serta terjamin kebenarannya. Selain itu, hal ini juga mengajarkan kepada kita semua akan kebenaran kisah yang ada di dalam al-Qur’an sekaligus membenarkan keotentikan al-Qur’an itu sendiri. Semua kisah yang ada di dalam al-Qur’an, bukanlah kisah fiksi belaka, namun turun dari Allah Swt., Sang Penguasa Jagad Raya.
Itulah beberapa kandungan yang ada di dalam surat Yusuf, tanpa menafikan kandungan-kandungan lainnya, yang belum diungkapkan di sini. Terakhir, untuk menutup sedikit uraian singkat ini, tidak berlebihan jika Yusuf As. merupakan suri tauladan bagi umat manusia, khususnya para pemuda. Secara khusus, Yusuf As. telah mengajarkan bagaimana seharusnya orang yang beriman, bisa mengendalikan nafsunya di hadapan lawan jenisnya. Manusia yang tangguh adalah manusia yang bisa mengendalikan nafsunya, bukan dikendalikan olehnya. Demikanlah, uraian singkat tentang surat Yusuf, sebagai surat dengan kisah terbaiknya sepanjang masa.

Catatan Kaki:
(1)Imam Suyuti, Al-Itqan, ditahkik oleh Ahmad bin Ali, Darul Hadits, Cairo, 2004, hal. 204.
(2)Syaikh Abdurrahman Nasir As-Sa’dy, Taisirul karimirrahman fi tafsiri kalamil mannan, Maktabah Baitussalam, Riyad, cet. I, 2010, hal. 403.
(3)Imam Qurtubi, Tafsir Qurtubi, ditahkik oleh ‘Imad Zaky Albarudy dan Khoiry Sa’id, Maktabah Taufikiyyah, Cairo, tanpa cetakan dan tahun, hal. 98-99, Vol. 9-10.
(4)Imam Suyuti, op. cit.,hal. 53.
(5)Jalaluddin Muhamad bin Ahmad Al-Mahally dan Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakr As-Suyuti, Tafsir Jalalain, Darul kutub Al-Ilmiyyah, Beirut, tanpa cetakan dan tahun, hal. 297.
(6)Dimaksud bapak disini kakek dan ayah dari kakek.