Sabtu, 07 Agustus 2010

Spirit Kematian



Oleh: Irja Nasrulloh

Jika membahas kematian, maka sebenarnya kita sedang membahas masa depan kita. Ya, itulah masa depan. Masa depan daripada semua makhluk yang bernyawa.
Seseorang yang tak ingin menjemput kematian, berarti ia telah mengingkari sebuah realita. Mati menjadi sebuah realita yang terus terjadi setiap detiknya, dalam sekat bola dunia. Terlalu banyak nyawa yang melayang seiring detakan jarum jam, dari ujung timur sampai ujung barat dunia ini. Kematian pasti akan menemui kita!
Seseorang yang mengingat mati(karena ia percaya akan datangnya kematian itu, sewaktu-waktu), maka akan selalu berusaha untuk memperbaiki segala tindakannya. Ia tahu, bahwa nyawa akan melayang kapan saja, serta dalam kondisi apa saja. Tentu, hal ini terjadi pada orang-orang yang meyakini eksistensi akhirat. Adapun, bagi orang-orang yang mengingkarinya, maka hal ini mustahil terjadi.
Inilah “Spirit Kematian” yang akan menjadi motor segala tindakan manusia untuk lebih baik. Mungkin benar, bahwa dunia ini panggung sandiwara. Dunia ini juga sekadar taman-taman bermain. Hakikat dunia ini tak ubahnya medan imtihan. Perbuatan manusia, merupakan aksi yang pasti akan dipertanggungjawabkan di hadapan The Judge, Allah Swt. Jadi, kebaikan atau kesalahan yang sebesar atom pun pasti ada balasannya.
Kata orang, “mengingat mati justru akan mengendorkan semangat hidup.” Berbeda denganku, menurutku justru mengingat mati akan menjadi penyemangat hidup. Bagaimana bisa jadi penyemangat? Seperti disinggung di statement sebelumnya, bahwa dengan mengingat kematian yang sewaktu-waktu tiba, kita akan meningkatkan kualitas hidup kita. Sebelum ajal sempat datang, kita akan “menabung” segala perbuatan baik kita, sebanyak-banyaknya. Sebelum nyawa melayang, kita akan berusaha memberi manfaat (baca:kontribusi) untuk umat manusia di dunia ini, sebesar-besarnya. Dengan hal seperti inilah, maka akan tercipta sebuah kemajuan yang teramat pesat. Segala tindakan dan sisi-sisi kehidupan manusia akan terus di-support oleh spirit kematian ini. Sudahkah Anda memiliki spirit kematian ini? Atau justru Anda bertolak dari spirit ini?