Rabu, 05 November 2014

Sastra dan Ulama Indonesia Tempo Dulu


Kita tahu, tradisi menulis merupakan tradisi kaum intelektual dan para ulama sedunia, termasuk ulama di Indonesia.

Secara khusus, jika kita membincangkan sastra "generasi-generasi sarungan" (GGS), maka kita akan menemukan nama-nama seperti Syekh Mahfudz al-Tarmasi, Syekh Nawawi al-Bantani, dan Syekh Ihsan al-Jampasi.

Bukan hanya itu saja, kita juga akan menemukan ulama dari luar Jawa sekaliber Syekh Hamzah al- Fansuri, Syekh Yusuf al-Makasari, Syekh Ahmad Khatib al-Minakabawi, dan Syekh Abdurrauf al-Singkili.

Nama mereka tetap harum bersama karya-karya yang ditulisnya. Ilmu mereka tetap bersama umat, walaupun raga mereka telah lebur ke dalam pelukan masa. Merekalah ulama Indonesia yang produktif menulis. Sebagian karya-karya mereka bahkan sudah go international.

Kesibukan mereka tak menghalangi untuk tetap menulis. Kesulitan mereka untuk mendapatkan alat-alat untuk menulis, tak menyurutkan untuk tetap berkarya. Mereka para ulama yang selalu haus mencari ilmu sambil tetap berusaha menebar manfaat untuk sesama. Merekalah inspirasi kita semua. Semoga Allah menempatkan mereka ke dalam buaian surga. Aamiin

Wallaahu A'lam

Selasa, 04 November 2014

Mengungkap Rahasia Online dengan Allah

Problematika sosial yang ada di era ini, sungguh sangat beragam. Jika diteliti lebih lanjut, maka akan kita temukan bahwa problematika itu bersumber dari pribadi-pribadi yang telah menjauh dari ajaran Ilahi. Hati mereka tak lagi suci dan tak terkendali. Setan mudah sekali menyusup ke dalam aliran darah dan nafsu mereka, mengajak manusia untuk berbuat hal-hal yang tidak diridai Allah.

Hati terkadang bisa menjadi sumber petaka dan terkadang pula bisa menjadi sumber kebahagiaan, baik di dunia ataupun di alam baka. Hati menjadi inti daripada terciptanya perdamaian umat manusia. Oleh karena itu, diperlukan jiwa yang suci yang selalu mengharap rida dan selalu dekat dengan Allah. Diperlukan hati yang selalu online dengan-Nya selama 24 jam nonstop. Tentu saja, hal tersebut tidak mudah, mengingat tabiat manusia yang cepat sekali berubah. Oleh karena itu diperlukan trik khusus untuk merealisasikannya.

Senin, 03 November 2014

Berapa Harga Piramida Jika Dijual?

Banyak sekali artikel dan video yang membahas 'misteri' pembangunan Piramida Giza, Mesir. Namun, jarang ada artikel ataupun video yang membahas berapa harga Piramida kalau dicairkan dalam bentuk uang.

Kevin Cook dalam video Pricing The Priceless-The Great Pyramid (National Geographic) mencoba menghitung harga tersebut. Pertama, dia menghitung harga semua batu-batuan yang menyusun Piramida. Menurut Dr. Zahy Hawas, jenis batu-batuan tersebut adalah batu granit. Memang sih, ada teori lain seperti yang dipublikasikan oleh majalah “Journal of American Ceramic Society”, Firaun menggunakan jenis tanah slurry untuk membangun Piramida. Tanah tersebut diproses sedemikian rupa, hingga membatu seperti yang kita lihat sekarang ini. Sementara untuk dasarnya, Firaun menggunakan batu alam.