Afrah tidak menemukan Bu Hasanah di pintu gerbang. Ia pun
berkeliling beberapa saat lamanya. Ia amati orang-orang di sekitar itu,
namun sosok Bu Hasanah belum juga kelihatan. Konyolnya ia tidak punya
nomornya Bu Hasanah. Pada akhirnya, ia pun sampai di pintu gerbang lagi.
Ia berdiri di sana beberapa saat dan akhirnya muncul Bu Hasanah dari
luar.
“Ya Allah, ibu….dari mana? Terus, mana pak kiai?” tanya Afrah.
“Maaf, baru saja dari kantor polisi bersama pak kiai,”
“Lho?” Afrah keheranan.
“Tadi,
saat pak kiai mau masuk bersama ibu, beliau tersadar kalau dompet yang
berisi uang dan surat-surat penting di sakunya amblas entah ke mana,”
“Bukannya pak kiai pakai mobil pribadi?”
“Nggak,
dia pakai taksi, mungkin saja terjatuh di dalam taksi tersebut,” kata
Bu Hasanah sambil menggandeng tangan Afrah menuju komplek cendrawasih.
“Sekarang
pak kiai sedang di kantor polisi untuk mengurus dompetnya yang amblas
itu. Sebelumnya, ibu dan pak kiai sempat panik, mencari solusi terbaik.”
lanjut Bu Hasanah.
“Ya Allah…ada-ada saja titah-Mu hari ini,” bisik Afrah.
“Bu….” kata Afrah halus.
“Ya…” balasnya.
“Ada berita duka,” katanya datar.
“Apa? Gimana keadaan Nabila?” Bu Hasanah melotot mendengar penuturan Afrah.
“Bukan, bukan Nabila, tapi ibunya Kang Latef,”
“Apa? Ibunya Latef?” Bu Hasanah mencengkeram lengan Afrah, matanya melotot.
“Ya, ibunya Latef meninggal,”
“Serius, kau? Jangan bercanda!”
“Serius, Bu. Ibunya Kang Latef meninggal dunia.”
“Innalillahi
wa inna ilaihi raji’un,” Kata Bu Hasanah, kemudian berlari begitu saja
meninggalkan Afrah sendirian. Ia langsung menuju komplek merpati.
Bu Hasanah tak mendapatkan siapa-siapa, saat sampai di kamar yang dituju. Sambil masih ngos-ngosan,
ia mencoba bertanya seseorang yang melintas di dekat kamar itu. Rupanya
orang itu, pengunjung baru yang akan menengok salah satu keluarganya
yang ada di rumah sakit. Bu Hasanah tak mendapatkan jawaban apa-apa. Ia
kecewa.
Dengan lesu, ia mencoba mencari informasi tentang letak
kamar mayat. Ia juga mencari data mayat yang ada pada hari itu. Namun,
menurut keterangan petugas, mayat ibunya Latef, sudah di bawa pulang,
baru saja.
* * *